Tasya Manopo (9) Bocah yang Hilang di Gunung Poga, Suwawa : Malam Itu Keliling Hutan Bersama Teman-temanya 

Winda Manapo begitu khawatir, ketika mengetahui Tasya Manapo, adiknya itu, tak ada di sungai di dekat kebun mereka, di dusun dua Desa Bondawuna, Suwawa. Padahal hari sudah sore. Harusnya, Tasya sudah kembali ke pondok di kebun, karena hanya meminta izin sebentar utuk mandi.

TAK Ada curiga sama sekali dari Winda Manopo, sehingga sore itu mengizinkan Tasya, untuk mandi di sungai sendirian. Kondisi sungai sedang normal, tidak ada arus deras atau banjir yang bisa membuat bahaya jika mandi di sungai. Tasya, bocah perempuan sembilan tahun ini memang biasa mandi di sungai itu, termasuk Winda dan suaminya,
Taib Tongkono.

Mereka memang sering tinggal di kebun, untuk menjaga lahan jagung agar tidak dirusak hama babi. Tasya memang diasuh Winda, sejak ayah mereka Isa Manopo meninggal sekira dua tahun lalu. Sore itu, Senin (14/12), ketika mengetahui Tasya tak lagi ada disungai, ia berusaha mencari keberadaanya di seputaran kebun dan kawasan hutan, namun tidak juga ditemukan. Hingga malam Tasya belum pulang, saat pagi tanda-tanda Tasya pulang juga tidak ada. Pagi itu juga Winda memutuskan untuk ke kampung, melapor ke kantor Desa Boduwama agar adiknya itu segera dicari.

Jarak kebun Winda dan pusat Desa Bondawuna sekira tujuh kilometer. Laporan anak hilang juga diterima Polsek Suwawa. Kapolsek AKP R. Agus Dian Wijaya bersama anggota TNI dan masyarakat langsung melakukan pencarian di sekitar kaki gunung Poga. Jelang sore, Selasa (15/12), Tasya belum juga ditemukan. Ketika itu sempat diputuskan, agar pencarian hari itu dihentikan sementara, lantaran hari sudah mulai gelap. Ketika tim hendak balik kanan dari kawasan kaki gunung poga, mereka berpapasan dengan seorang warga Desa Bondawuna, Hayib Tangkonoo.

Ia mengatakan, jika baru saja melihat seorang gadis kecil berlarian. Informasi tersebut langsung ditelusuri tim yang dipimpin Kapolsek Suwawa itu. Dan benar saja, mereka menemukan gadis kecil itu, dengan kondisi yang cukup lemah. Ia segera mendapat pertolongan bahkan sempat dibawa ke puskesmas untuk dicek kesehatanya. Lalu, kemana saja Tasya malam itu di hutan sendirian, apa saja yang dilakukanya, ia makan apa ?.

Pertanyaan itu yang coba ditanya keluarga Tasya ketika sudah berada di rumah. Tante Tasya, Herni, mengatakan, jika Tasya tidak merasakan apa-apa, tidak ada luka, kondisinya sehat, namun sering terlihat seperti orang kebingungan. “Tasya cuma bilang, kalau dia bermain dengan teman-temananya, lari-lari keliling-keliling,”ujar Herni menirukan cerita Tasya, saat ditemui koran ini, Jumat (18/12).

Tasya saat hendak dijumpai kemarin, tidak sedang berada di kampung Desa Bondawuna. Seperti biasa Taysa bersama kakaknya berada di kebun yang jaraknya lumayan jauh dari pusat desa. Harni bersama warga lainya, heran, siapa teman-teman Tasya yang ada di hutan itu, sebab yang mereka tahu ia hanya tinggal bersama kakak dan kakak iparnya di kebun. Tasya sendiri tidak bercerita siapa saja teman-teman bermainya di hutan yang membuatnya sampai tidak pulang semalaman itu.

Kepala Desa Bondawuna, Rauf Latedu, juga mengatakan, jika Tasya mengaku tidak makan apa-apa, yang ada ia bermain, yang katanya bersama teman-temanya. “Saya hanya tanya, apa yang dia buat selama semalam di hutan, dan kalau lapar makan apa, dia (Tasya) mengatakan kalau dia bermain bersama teman-temannya dan tidak makan,”ujarnya. Menurut Rauf, ia bergerak cepat ketika mendapati laporan adanya anak yang hilang.

Sebetulnya kata Rauf, Tasya belum tercatat sebagai warga Desa Bondawuna, sebab ia berasal dari Bolaang Mongondow Selatan. Tasya kata dia, hanya tinggal bersama kakaknya yang sudah jadi warga Desa Bondawuna. (tr-72)

Comment