Odu’olo Pasisa

MARISA -GP- Kawasan pohon cinta di Kota Marisa, yang dulu identik dengan image kurang baik, kini berubah total. Menjadi ikon baru dan landmark daerah, bahkan nampak religi dengan kehadiran Masjid Sujud yang baru diresmikan beberapa hari lalu. Perubahan itu buah tangan Syarif Mbuinga, hanya salah satu dari banyak perubahan besar yang terjadi di Pohuwato dalam satu dasawarsa.

Syarif memang inovatif, sebagai Bupati, ia melakukan berbagai terobosan program dan kebijakan pembangunan, misalnya program Gerakan Bersama Pelayanan Untuk Semua (Gema Panua) yang mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Gema Panua mampu mendorong indeks pelayanan pemerintahan terus naik. Syarif membawa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berkantor di desa, hadir di semua kecamatan secara bergilir dan dilakukan berulangkali.

Konsep ini membuat masyarakat Pohuwato seakan tak ada sekat dengan pemerintah, Syarif bahkan tak jarang menginap di rumah warga, dan berinteraksi langsung dengan penduduk. Gaya kepemimpinan Syarif itu bakal dirindukan, malai hari ini, Rabu (17/2), suami Jeanette Puspa Dewi Mbuinga Kilapong itu, tak lagi menjabat Bupati. Masa tugasnya sebagai kepala daerah dua periode, bersama Wakil Bupati Amin Haras, tuntas, dengan sederet prestasi.

Diakui Syarif bahwa 10 tahun mengadi sebagai Bupati, bukanlah waktu yang singkat bagi dirinya dan Amin Haras. “Olehnya saya menyampaikan terima kasih penghargaan yang sebesar-besarnya. Saya merasa bahwa tidak akan mungkin bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari semua stakeholder dan masyarakat Pohuwato tercinta,” ungkap Syarif pada acara ramah tamah, Selasa (16/2) kemarin.

Usai berakhir sebagai bupati, politisi Golkar yang akrab dengan sapaan Pasisa ini mengatakan bahwa dirinya akan punya waktu bagi keluarga. “Ada yang bertanya ke saya, Pasisa (sapaan akrab Syarif Mbuinga) setelah ini mau kemana. Saya sampaikan paling tidak ada beberapa yang menunggu saat ini. Pertama saya akan punya waktu yang cukup untuk istri, anak, cucu, keluarga tentunya. Yang berikut saya lebih banyak di sawah, di sana tempat yang telah membesarkan saya sampai saat ini oleh orang tua,” kata Syarif.

Bupati yang dikenal hobi berolahraga itu juga tak memungkiri akan banyak menyalurkan hobinya seperti menyelam dan bersepeda. Tak hanya di Pohuwato, namun dirinya juga akan menjajal tempat-tempat yang ada di seluruh provinsi Gorontalo. “Dan yang berikut saya akan lebih banyak waktu untuk bisa menyelam, termasuk menyelami hati masyarakat provinsi Gorontalo nantinya. Akan lebih banya bersepeda, dan mungkin rute sepeda saya tidak hanya di Pohuwato tetapi di Gorut, Bone Bolango, Boalemo, Kota Gorontalo, kabupaten Gorontalo saya akan lintasi,” tutur Syarif.

“Bicara menyelam dan bicara bersepeda jangan dulu diinterpretasikan kemana. Sehingga akan lebih banyak waktu untuk itu. Bagi saya lahir, kecil, besar, di Bumi Panua tercinta, maka sepanjang hayat saya, saya pasti akan mendharmabhaktikan untuk Pohuwato saya tercinta,”tambahnya. Tak lupa, Syarif menyampaikan salam kepada Iwan Adam, Ibrahim Bouty, Hamdi Alamri, serta Saipul Mbuinga yang telah bertarung pada Pilkada Pohuwato. “Mereka telah memberikan satu proses keberlanjutan demokrasi politik di Pohuwato ini, sehingga pemerintahan terus berkelanjutan,” ujar Syarif.

Syarif menitipkan pesan kepada pemerintah yang akan melaksanakan dan melanjutkan pemerintah kedepan. Dimana Pohuwato masih sangat panjang perjalanannya. “Sumber daya manusia tidak boleh putus. Kepada lembaga legislatif sebagai mitra strategis pemerintah, saya harapkan jangan pernah berhenti menginvestasikan strategi pengembangan sumber daya manusia Pohuwato tercinta,” harapnya.

Investasi sumber daya manusia kata Syarif adalah sesuatu yang tidak berwujud nyata seperti halnya membangun infrastruktur. “Dia tidak kasat mata, tapi sesungguhnya investasi tersebut akan menjawab begitu pesat tantangan yang akan dihadapi daerah ini di masa yang akan datang,” jelas Syarif.

Ia menyadari tanpa dibangun dengan sebuah komitmen sinergitas, tidak akan mungkin Pohuwato kita bisa berdiri tegak dan bisa berdiri sejajar dengan daerah yang lain.

“Sinergitas, harmonisasi dengan tetap menghormati apa yang menjadi tugas tanggung jawab masing-masing lembaga, tanpa terlalu jauh mengintervensinya, itu adalah sebuah keharusan. Dalam rangka mengakselarasi segala ketertinggalan dan kekurangan di daerah kita tercinta,” kata Syarif. Odu’olo Pasisa. (ayi)

Comment