Kiki Rahman, Wanita Milenial yang Produktif Ditengah Pandemi

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bukanlah sebuah hambatan berarti bagi Kiki Rahman untuk tetap produktif. Memanfaatkan peluang usaha jualan kopi yang saat ini tengah hits dikalangan penikmatnya, Kiki Rahman mampu meraup penghasilan yang lebih.

Laporan : Rendi Wardani Fathan – Gorontalo

VIRUS Corona masih menghantui pemerintah dan masyarakat hingga tahun 2021. Betapa tidak, tidak sedikit warga yang menjadi korban setelah terpapar virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok itu.

Beragam upaya dilakukan pemerintah agar penyebarannya bisa ditekan. Diantaranya adalah melakukan vaksinasi dan membatasi ruang gerak masyarakat. Hal ini pun berdampak pada berkurangnya pendapatan warga. Tapi tidak dengan Kiki Rahman. Wanita milenial asal Kabupaten Bone Bolango bisa mendongkrak perekonomiannya hanya dengan berjualan kopi.

Memang, saat ini bisnis usaha kopi banyak digeluti oleh para pelaku UMKM. Tapi, Kiki tak mau kalah bersaing. Dia mengusung rasa kopi lokal yang dikemas modern dalam bentuk botol, yang dinamai “Kopi Mama”. Jenis kopinya adalah kopi Pinogu.

“Kita mengusung rasa lokal yang dikemas modern. Karena sebelum ada ‘kopi mama’ kami menjual sapae kopi, sapae adalah bahasa Gorontalo yang artinya ampas kopi. Ini berhubungan dengan latar belakang budaya orang Gorontalo. Minum kopi itu ada ampasnya, mereka tidak kenal single origin apalagi espreso hingga ragam alat-alat kopi. Ada termos ada gula tinggal diseduh. Orang minum kopi itu jangan dibikin ribet,” ujarnya kepada awak media.

Dengan inovasinya itu, Kopi Mama milik Kiki, banyak diminati oleh pecinta kopi. Bahkan, Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel pernah memesan kopinya sebanyak 2.000 botol. “Bisnis kopi ini sendiri saya mulai akhir 2019 sekitar bulan september sampai saat ini. Jumlah pesanan terbanyak dari rahmat Gobel, 1000 botol namun disanggupi hanya 500 botol,” ungkap wanita berparas ayu itu.

Tak heran Kiki pun menerima penghargaan Pemerintah kabupaten Bone Bolango lewat, UMKM melenial.
Penghargaan ini diberikan atas prestasi dan dedikasi pada sektor usaha mikro dan menengah dengan menghadirkan ” kopi mama ” minuman siap saji yang memiliki cita rasa yang khas. Kopi lokal, rasa mahal.

Kini, usaha kiki terus berkembang. Dalam seminggu, dia memproduksi 200 botol yang dijajakan menggunakan gerobak secara mobile. Jika akhir pekan, Kiki memilih menjajakan kopinya di pantai kurenai.

“Produksi perminggu 200 perbotol itu target pasarannya. Saya dibantu orang tua dan tetangga. Setiap sabtu minggu kita jualan di Pantai kurinae tinggal dicari Gerobak Sapae. Tapi, karena saat ini destinasi wisata ditutup, saya belum jualan dilokasi itu,” tutur Kiki tersenyum.

Pun begitu, Kiki tetap berpenghasilan. Sebab, Kiki melayani pesanan dari para pelanggannya. Ia juga melayani delivery. Per botol, harga kopi mama Rp. 10.000. “Perbotol Rp. 10.000. Ukuran 250 ml. Nanti kita juga akan produksi yang ukuran 1 Liter,” kunci Kiki(*)

Comment