Target Migrasi TV Digital Berat Dicapai, Pembagian STB di Bawah 1 Persen

GORONTALO -GP- Migrasi TV analog ke digital yang telah diprogramkan oleh Kementerian Komunikasi dan Infomasi (Kominfo) rupanya berjalan tidak maksimal di Gorontalo. Pembagian alat set top box (STB) ke masyarakat miskin yang akan menunjang migrasi tv digital, hingga kini masih jauh di bawah target. Dari target pembagian 48.334 unit STB, hingga kini yang terbagu baru 100 lebih unit STB.

Tak heran saat rakor analog switch off (ASO) dan pendistribusian STB yang dilaksanakan oleh KPID Provinsi Gorontalo, Komisi I Deprov mengungkapkan kekecewaannya terhadap lembaga penyiaran swasta yang bertanggung jawab membagikan STB gratis tersebut. “Batas akhir program ASO atau migrasi tv analog ke digital ini akan berakhir sampai 2 November. Tapi pembagian STB realisasinya masih sangat minim. Bisa-bisa target ASO ini di Gorontalo tidak akan tercapai,” ujar Ketua Komisi I AW Thalib mengingatkan.

Dia mengatakan, untuk mendukung program migrasi tv analog ke digital ini, Komisi I bersama KPID sejauh ini sudah sangat maksimal turun ke masyarakat untuk mensosialisasikan program Kemkominfo tersebut. “Banyak desa dan tempat yang sudah kita datangi. Kami sampaikan ada pembagian STB gratis. Tapi saya justru khawatir ini malah bisa menjadi bumerang bagi kami yang sudah menyampaikan ada pembagian STB gratis untuk masyarakat miskin,” ujarnya.

Rakor itu turut dihadiri sejumlah perwakilan lembaga penyiaran swasta. Dalam forum itu, terungkap sejauh ini yang baru membagikan adalah MNC grup. Dari target pembagian 13 ribu unit STB, yang baru dibagikan 100 lebih. Sementraa lambaga penyiaran swasta lain mengaku, penyediaan STB masih dalam proses pelelangan. Ada juga yang mengaku belum mendapatkan informasi soal penetapan jatah STB untuk Gorontalo. “Maka melalui kesempatan ini, saya meminta ibu bapak agar dapat mengkomunikasikan penyediaan STB ini ke pimpinan masing-masing di Jakarta. Karena batas akhir ASO sudah sangat dekat,” ujar AW Thalib.

Dia mengatakan, beberapa daerah cukup berhasil menjalankan program ini. Ada sekitar 8 daerah yang pembagian STB-nya bahkan sudah hampir 100 persen. “Ini harus jadi motivasi untuk Gorontalo,” tambahnya. Pada kesempatan itu, AW Thalib mengatakan, untuk menunjang migrasi TV digital, beberapa Pemda juga sudah berkomitmen untuk memberikan dukungan. Pemkab Gorontalo berencana untuk membagian 10 ribu unit STB. “Saya berharap Pemprov melalui Diskominfo bisa juga menganggarkan pembagian STB dalam APBD,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid IKP Diskominfo Provinsi Gorontalo, Zakiya Baserewan, mengatakan, permintaan Komisi I terkait dukungan terhadap pelaksanaan program migrasi tv digital akan ditindaklanjuti. Pihaknya akan berupaya agar ada forum khusus untuk membahas hal ini yang akan menghadirkan Penjagub. “Juga soal usulan penganggaran dalam APBD akan kita tindaklanjuti,” tandasnya.

Ketua KPID Gorontalo, Safrin Saifi melalui Wakil Ketua KPID Provinsi Gorontalo, Rajib Gandi mengatakan, siaran televisi digital menjadi harapan masyarakat untuk bisa menyaksikan siaran televisi yang berkulitas, gambarnya bersih, suaranya jernih dan didukung dengan teknologi yang canggih. “Karena pembagian STB untuk masyarakat miskin ini sudah menjadi komitmen pemerintah dan lembaga penyiaran, KPID mengharapkan agar realisasinya segera dikukan,”ujarnya. “Jangan sampai ASO diberlakukan, lalu STB belum dibagikan, hasilnya masyarakat yang tidak mendapat siaran televisi,”ujarnya.

Siaran televisi digital merupakan siaran televisi dengan teknologi canggih, yang membuar gambar siaran televisi lebih jernih, dan suaranya bersihl. Kehadiran siaran televisi digital untuk menggantikan siaran televisi analog yang telah mengudara selama hampir 60 tahun di Indonesia. Penghentian siaran televisi analog dan migrasi ke siaran digital selambat-lambatnya pada 2 November 2022. Gorontalo, termasuk dalam tahap pertama yang dimulai pada 30 April 2022.

Siaran televisi digital menggunakan modulasi sinyal digital dan sistem kompresi akan menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih, suara yang lebih jernih dan canggih teknologinya bagi masyarakat Indonesia.  Dalam masa peralihan ke siaran televisi digital, masyarakat tetap bisa untuk menonton siaran televisi analog namun sangat dianjurkan untuk mulai merubah tangkapan sinyal antena di rumah dari siaran analog ke digital. Siaran televisi digital hanya bisa diperoleh dengan menggunakan dekoder penerima siaran digital set top box, dan menggunakan antena UHF. “Kalau televisi yang sudah didukung DVBp-T2 atau penangkap siaran digital, tidak perlu lagi pakai STB, cukup masuk ke pengaturan di televisi kemudian search atau cari siaran seperti pada siaran analog, dan tetap menggunakan antena,”jelas Rajib. (rmb/tro)

Comment