Warga Polohungo Kesulitan Air Bersih, Pamsimas Hanya Jadi Pajangan

Gorontalopost.id, BOALEMO –  Warga Desa Polohungo, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo saat ini kesulitan mendapatkan air bersih.

Bahkan, sejak Maret 2023, sampai sekarang dua dusun yakni dusun 1 dan dusun 2 desa Polohungo sama sekali sudah tidak mendapatkan suplai air bersih yang bersumber dari Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

Pantauan Goronalo Post Ahad, (29/10) lalu, dari tiga dusun yang ada, hanya satu dusun saja yang mendapatkan air bersih. Itupun suplai air tidak lancar alias tersendat-sendat.

“Pengelola Air Pamsimas ini aparat desa itu sendiri. Dengan konsep awal bahwa air ini hanya bantuan untuk masyarakat dengan cara mendaftar modal KTP selanjutnya mencatat nama.

Masyarakat sudah menyepakati hal tersebut karena dianggap ini air Pamsimas hanya bantuan.

Masyarakat juga tidak akan mungkin menolak jika ini bantuan,”kata Rahmin salah seroang warga setempat kepada wartawan, koran ini.

Lebih lanjut diungkapkan Rahmin, seiring berjalannya waktu, setelah ada kesepakatan antara warga dengan pengelola Pamsimas bahwa penggunaan air tidak dipungut biaya.

Namun disyangkan setelah diadakan rapat oleh aparat desa, ternyata setiap bulan ada beban Rp. 5.000 dan 5.000/kubik kepada warga.

Masyarakat sudah menyepakati hal tersebut dan awalnya air lancar, tapi mulai Maret 2023 air sudah tidak merata lagi.

Alasan dari aparat desa itu sendiri bahwa beberapa masyarakat tidak membayar uang beban tersebut.

“Bagaimana masyarakat mau membayar jika mereka saja tidak menggunakan air Pamsimas tersebut, karena memiliki sumur pribadi,” sambung Rahmin.

diakui pula oleh Rahmin, pihaknya sudah datang langsung ke kantor desa dengan menawarkan solusi bahwa masyarakat yang tidak mempergunakan lagi air Pamsimas, dicabut saja pipanya dan diberikan saja kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu alasan dari pengelola air pamsimas, bahwa ada kerusakan pipa karena ada pekerjaan drainase.

Namun, alasan itu dianggap tidak memuaskan karena sebelum ada pekerjaan drainase, pangaliran air sudah tidak lancar lagi.

Masalah juga timbul dari persoalan uang beban ini yang tidak ada pelaporan di Pemdes.

“Masyarakat jadi multitafsir persoalan uang beban ini.

Sekarang masyarakat yang tidak memiliki sumber air pribadi numpang air di tetangga yang memiliki sumur,” tutup Rahmin. (Mg-11)

Comment