Kostum Badut Dibeli Kredit, Beroperasi Hingga Malam

Gorontalopost.id, GORONTALO – Pasca kembalinya ke jalanan usai ditertibkan tim gabungan Dinas Sosial (Dinsos) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) beberapa waktu lalu.

Para badut nampaknya justru kian menjamur di Kota Gorontalo. Bahkan, hampir semua persimpangan jalan di Kota Gorontalo beroperasi para badut ini hingga melam hari.

Pantauan Gorontalo Post, Kamis (18/4/2024), sat ini hampir semua simpang empat Traffic Light di Kota Gorontalo terdapat para badut.

Mereka berjoget di tepi jalan raya diiringi music untuk menarik simpati warga khususnya para pengendara kendaraan.

Bahkan, terkini para badut ini sudah menggunakan anak-anak untuk beroperasi. Para anak-anak ini justru lebih agresip dibanding dengan badut orang dewasa.

Mereka nekat beraksi hingga tengah jalan berjoget-joget meminta uang ke pengendara kendaraan. Jika ada yang memberikan uang, mereka akan menghampiri pemberi uang tersebut untuk melakukan tos.

Sebelumnya, jumlah badut di Gorontalo baru tiga orang saja yang ditempatkan di simpang empat traffic light Mc Donal. Simpang empat SMP N, dan simpang empat jalan Jhon Aryo KAtili (eks Andalas).

Andis (21) salah satu badut yang ditemui di simpang empat Jalan Jenderal Sudirman mengatakan, kembalinya mereka ke jalanan karena untuk memenuhi mereka sehari-hari. “Sebelumnya saya berkerja menjadi pelayan di rumah makan ayam geprek di Kota Gorontalo.

Kepala Dinas Sosial Kota Gorontalo Irwansyah D Taha saat ditemui wartawan koran ini di kantornya kemarin mengatakan, mengenai badut yang mulai merajalela di simpang jalan, bahwa wewenang dalam menertibkan itu sejumlah unsur teruama Satpol PP.

“Untuk solusi para badut ini harus melibatkan sejumah unsur, tidak hanya Dinas Sosial semata. Untuk ranah penertiban merupakan wewenang Satpol PP, setelah itu Dinsos ranahnya pada pembinaan,”kata Irwansyah.

Lebih lanjut mantan Camat Kota Tengah ini mengungkapkan, pihaknya pernah melakukan interogasi kepada para badut tersebut. Mereka (Badut,red) tidak diorganisir oleh orang tertentu yang menjadi bos, melainkan ini atas inisiatif mereka sendiri.

Hanya saja setiap badut ini ada tukang tagih yang akan mendatangi mereka untuk menagih uang pembayaran kostum badut yang dibeli secara kredit.

“Jadi ternyata kostum badut ini hanya dibeli secara kredit, kemudian dicicil setiap hari kepada penjual kostum badut yang datang menagih di lokasi badut beroperasi,”ungkap Irwansyah sembari berharap kedepan para badut ini bisa lebih mandiri lagi tidak ketergantungan dengan cara meminta-minta di jalanan lagi. (roy)

Comment