Dilema Pariwisata Perbatasan

Oleh:
Yusran Lapananda
Penulis adalah Penulis Buku Perjalanan Dinas Undercover

 

PENDAHULUAN

Antara Pemerintah (Kemenparekraf) & Pemda-Pemda bersinergi dalam membangun kepariwisataan Indonesia. Pemerintah mengalokasikan angaran belanja kepariwisataan melalui DAK (dana alokasi khusus) maupun anggaran belanja lainnya yang diberikan kepada daerah-daerah. Sebaliknya, Pemda-Pemda mengalokasikan anggaran belanja kepariwisataan untuk pembangunan, penataan & pengembangan objek-objek serta destinasi wisata & untuk pengembangan pemasaran atau promosi wisata.

Harapan pun mengantung, dengan alokasi anggaran belanja yang besar, maka secara ekonomi, sektor pariwisata akan memberikan kontribusi nyata dalam perekonomian nasional maupun daerah dari perolehan devisa & pajak negara, PAD (pajak & retribusi daerah), juga pendapatan masyarakat yang tercipta dari usaha-usaha kepariwisataan yang dikembangkan dengan karakter kepariwisataan yang mampu menciptakan beragam mata rantai kegiatan ekonomi, juga menciptakan lapangan kerja yang luas & penyerapan tenaga kerja yang tinggi.

Namun fakta, antara investasi anggaran belanja dengan penerimaan daerah dari kepariwisataan tidak optimal. Harapan penerimaan daerah dari sektor pariwisata agar menambah pundi-pundi PAD tak sesuai harapan. Realisasi pendapatan sektor pariwisata dari pajak & retribusi daerah jauh dari harapan.

Studi kasus ini terjadi didaerah pariwisata perbatasan. Itulah dilema pariwisata perbatasan yang menimpa banyak daerah termasuk di Provinsi Gorontalo, daerah Kabgor & Bonbol yang berbatasan dengan Kota Gorontalo. Dilema daerah lainnya, seperti Tomohon yang dikenal dengan Tomohon International Flower Festival berbatasan dengan Kota Manado. Kabupaten Magelang Jawa Tengah dengan Candi Borobudur yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta & daerah pariwisata perbatasan lainnya.

Destinasi & objek wisata milik & berada di Kabgor & Bonbol tapi pengunjung/wisatawan luar negeri maupun domestik lebih memilih tinggal & berbelanja di Kota Gorontalo. Mereka lebih memilih tinggal di hotel & penginapan di Kota Gorontalo termasuk makan minum di restoran atau rumah makan, hiburan dll di Kota Gorontalo. Belanja souvenir, jasa rental maupun jasa pemandu di Kota Gorontalo. Jika pengunjung/wisatawan memberi manfaat kepada daerah Kabgor & Kabupaten Bonbol, itu sebatas pada retribusi karcis masuk kepengolola atau ke desa, termasuk sewa alat snorkelling & diving, perahu, motor boat, jetski & pemandunya serta makan minum eceran saja.

Tomohon International Flower Festival dibuat di Kota Tomohon tapi kebanyakan pengunjung/wisatawan tinggal & berbelanja di Kota Manado. Obyek wisata atau destinasi wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Jawa Tengah tapi pengunjung/wisatawan lebih memilih tinggal & belanja di Kota Yogyakarta, dijalanan malioboro misalnya. Jika pengunjung/wisatawan belanja di pusaran Candi Borobudur terbatas pada souvenir UMKM & masyarakat serta bayar retribusi daerah karcis masuk buat Kabupaten Magelang.

OBYEK WISATA KABGOR & KABUPATEN BONBOL

Dari tahun ke tahun hingga 2024 beberapa media maupun website situs merilis obyek-obyek wisata Gorontalo mulai dari wisata sejarah, alam, bahari hingga hiu paus. Untuk obyek wisata Kabgor, seperti: (a). museum pendaratan pesawat amphibi bung karno. (b). danau limboto. (c). desa adat bubohu & desa wisata religi bongo serta masjid walima emas. (d). hutan nantu. (d). pantai biluhu. (e). pentadio resort. (f). hutan pinus motilango. (g). puncak dulamayo, dll. Sedangkan untuk obyek wisata Bonbol seperti: (a). taman laut olele & pantai oluhuta. (b). taman wisata lombongo. (c). danau perintis. (d). pantai kurenai. (e). wisata hiu paus & pantai botubarani. (f). pantai botutonuo, dll.

Dari obyek wisata yang ada di Kabgor & Bonbol, wisata bahari & alam menjadi pilihan wisatawan luar negeri & domestik. Untuk Bonbol, taman laut olele, pantai botubarani & hiu paus menjadi obyek wisata unggulan bagi wisatawan luar negeri maupun domestic didukung dengan danau perintis. Untuk Kabupaten Gorontalo pantai biluhu & batudaa pantai obyek wisata unggulan bagi wisatawan luar negeri maupun domestik, didukung dengan danau limboto, serta desa adat bubohu & desa wisata religi bongo serta masjid walima emas.

Saat ini wisatawan luar negeri & domestik lebih tertarik dengan obyek wisata bahari & alam yang ada di Kabgor & Bonbol, dengan diving & snorkelling diwisata taman laut olele & hiu paus serta taman laut biluhu & bataduaa pantai yang menyajikan pemandangan nan indah “coral, karang & ikan-ikan”. Intesitas kunjungan wisatawan luar negeri & domestik ke obyek-obyak ini berkaitan dengan transitnya wisatawan dari & ke Manado Sulawaei Utara serta Togean Sulawesi Tengah. Selain itu, kunjungan wisatawan luar negeri & domestik ke Gorontalo berkat fenomena wisata hiu paus yang mendunia.

DILEMA PARIWISATA PERBATASAN (KABGOR & BONBOL)

Wilayah Kabgor dengan wilayah Kota Gorontalo hanya dibatasi oleh batas alam sungai bulango. Jarak antara pusat Kota Gorontalo dengan Kabgor terbilang dekat. Moda transportasi Kota Gorontalo ke wisata Kabgor tersedia & lancar. Begitu pula wilayah Bonbol dengan wilayah Kota Gorontalo terbilang dekat, sama halnya jarak antara Kota Gorontalo dengan Bonbol yang hanya dibatasi dengan batas jalan.

Dekatnya antara Bonbol & Kabgor dengan Kota Gorontalo membuat wisatawan lebih memilih pergi pulang. Selain itu, industri pariwisata Kota Gorontalo lebih komplit dibandingkan dengan industri pariwisata Kabgor & Bonbol. Ketersediaan hotel & penginapan di Kota Gorontalo mulai dari hotel berbintang hingga hotel tak berbintang tersedia dibandingkan dengan di Kabgor & Bonbol.

Beragam pusat kuliner & pusat-pusat belanja lainnya serta tempat-tempat hiburan malam lebih komplit di Kota Gorontalo dibandingkan dengan di kabgor & Bonbol. Demikian juga akan ketersedian pemandu wisata & ketersedian moda transportasi berupa rental mobil lebih tersedia di Kota Gorontalo. Tak heran para wisatawan luar negeri maupun wisatawan luar negeri/domestik atau pengunjung lebih memilih hotel, restoran/rumah makan, hiburan lainnya di Kota Gorontalo. Wisatawan luar negeri maupun domestik atau pengunjung yang berwisata ke objek-objek wisata di Kabgor & Bonbol lebih memilih hotel, restoran/rumah makan, hiburan lainnya di Kota Gorontalo.

Kota Gorontalo sebagai daerah yang berbatasan dengan Kabgor & Bonbol yang mempunyai kelebihan dalam hal industri parisiwata seperti perhotelan, restoran & rumah makan, tempat hiburan beroleh efek positif dari PAD (pajak daerah dan retribusi daerah), sehingga berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat & pencipataan lapangan kerja serta penyerapan tenaga kerja dari keberhasilan pembangunan pariwisata Kabgor & Bonbol.

Kota Gorontalo yang berbatasan langsung dengan Kabgor & Bonbol adalah daerah penerima dari PAD dari pajak hotel, pajak restoran, atau rumah makan, pajak hiburan, pajak lainnya & retribusi daerah lainnya seperti retribusi parkir. Kota Gorontalo adalah penerima dari dampak keberhasilan pariwisata Kabgor & Bonbol. Banyak wisatawan luar negeri (turus asing) maupun domestik atau pengunjung lebih memilih tinggal & menginap di hotel-hotel Kota Gorontalo serta makan & minum di restoran/rumah makan/café di Kota Gorontalo.

Kabgor & Bonbol paling hanya beroleh imbas saja paling tidak Kabgor & Bonbol kebagian “kue” dari wisatawan luar negeri & domestik hanyalah sebatas pada retribusi karcis masuk kepengolola atau ke desa, termasuk sewa alat untuk snorkelling & diving, perahu, motor boat, jetski beserta pemandunya. Selain itu, Kabgor & Bonbol kebagian “kue” untuk pendapatan masyarakat setempat dari makan minum eceran seperti gorengan & air mineral bisa jadi dari rumah makan ditempat tanpa pajak daerah.

PENUTUP

Kabgor & Bonbol adalah daerah di Indonesia yang termasuk dalam daerah yang mengalami “Dilema Pariwisata Perbatasan”. Dilema pariwisata perbatasan adalah daerah yang berbatasan dengan daerah lainnya yang lebih baik industri pariwisatanya (hotel, restoran atau rumah makan, tempat hiburan hingga pusat-pusat perbelanjaan lainnya) seperti Kabgor & Bonbol dengan Kota Gorontalo.

Kabgor & Bonbol punya objek wisata & menjadi tujuan wisatawan atau pengunjung, namun wisatawan atau pengunjung lebih memilih tinggal di Kota Gorontalo dengan membelanjakan segala keperluan & kebutuhan di Kota Gorontalo mulai dari hotel, restoran atau rumah makan, tempat hiburan hingga sewa rental kendaraan hingga pemandu wisata.

Kabgor & Bonbol yang “menggelontorkan” anggaran belanja untuk pengembangan & penataan objek-objek wisata & anggaran belanja untuk pengembangan pemasaran atau promosi wisata, Kota Gorontalo lah yang menikmati 10% pajak hotel, 10% pajak restoran atau rumah makan, 10-35% pajak hiburan & retribusi parkir.

Kota Gorontalo yang beroleh dampak dari pariwisata Kabgor & Bonbol agar mengalokasikan pemikiran & pemahaman bersama dengan Kabgor & Bonbol sebagai wujud kontribusi untuk memajukan pariwisata Kabgor & Bonbol minimal mengalokasikan anggaran belanja, kebijakan & dukungan atas berbagai kegiatan atau event-event yang diselenggarakan oleh Kabgor & Bonbol, hingga mengalokasikan & mendukung berbagai kebijakan kepariwisataan Kabgor & Bonbol dengan mempromosikan objek-objek wisata atau destinasi wisata Kabgor & Bonbol sebagai kompensasi atau bagian dari bagi hasil penerimaan dari pajak & retribusi daerah sebagai efek pariwisata Kabgor & Bonbol.(*)

Comment