Pemda Gorut Dicap Pembohong, Jeritan Rakyat Tidak Pernah Ditanggapi

Gorontalopost.id – Aleg Golkar, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Lukum Diko mengaku kecewa dan menilai Pemerintah Daerah (Pemda) Gorut pembohong.

Pasalnya janji yang disampaikan oleh bupati terkait dengan normalisasi sungai Tolango, sampai hari ini tidak kunjunh terealisasi. “Janji terhadap realisasi sungai Tolango tidak ada, bahkan anggaran Rp. 170 Juta tidak ada, bohong semuanya. Tolong pak bupati untuk mengecek kembali” tegas Lukum dalam rapat paripurna penandatanganan kesepakatan bersama atas Perda APBD Tahun 2023, Rabu (30/11) kemarin.
Lebih lanjut dikatakan oleh Lukum bahwa jika berbicara mc nol itu memang benar adanya. “Kemudian dikatakan masih menunggu surat pinjam pakai dari BPTSP Provinsi Gorontalo, itu perlu dicek bemar atau tidak. Saya telah mengecek langsungbke provinsi dan itu tidak benar, tidak ada surat yang masuk terkait pinjam pakai” kata Lukum.

Atas kata-kata yang disampaikan sedikit keras pada kesempatan tersebut, dirinya minta maaf, namun apa yang disampaikannya tersebut merupakan jeritan hati rakyat.

Lukum mengatakan bahwa pihaknya tidak mau bupati saat ini gagal dalam kepemimpinannya walaupun memang Fraksi Golkar tidak mengusung pemerintah saat ini. “Namun kami merupakan garda terdepan dalam mendukung program pemerintah” jelasnya.
Kembali kepersoalan awal, Lukum menjelaskan bahwa untuk panjang sungai yang harusnya dinormalisasi hampir satu kilo, namun sebagian masuk dalam kawasan mangrove. “Harusnya yang dikerjakan terlebih dulu yang tidak masuk kawasan, sambil menunggu ijin pinjam pakai yang akan diurus” ungkapnya.

Hanya saja, terhadap ijin pinjam pakai yang katanya sementara diuis, ternyata itu bohong. Ini kata Lukum sungguh mengherankan, kenapa jika perusahaan cepat, kalau untuk rakyat lambat. “Apakah karena perusahaan ada duitnya, sementara rakyat tidak ada duit” paparnya.
Olehnya Lukum pada kesempatan tersebut meminta agar bupati dapat mengevaluasi kinerja OPD, karena apa yang menjadi jeritan rakyat, tidak pernah mendapatkan perhatian. “Sawah rakyat terendam, rumah warga jadi korban, bahkan jalan juga rusak” tandasnya. (abk)

Comment