Universitas Teuku Umar, Model Pengembangan Kampus Terintegrasi Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh

Oleh:
Prof. Dr. Fahrudin Zain Olilingo, SE.,M.Si*

 

UNIVERSITAS Teuku Umar (UTU) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Provinsi Aceh yang terletak di Meulaboh ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Perguruan tinggi  ini mengabadikan nama Pahlawan Nasional Teuku Umar yang berasal dari daerah ini. Cikal bakal UTU awalnya merupakan perguruan tinggi swasta dan menjadi universitas negeri semenjak dikukuhkan Presiden Soesilo Bambang Yudoyono pada tanggal 1 April 2014 berdasarkan Perpres  no. 25 tahun 2014.

Perjuangan Panjang dari para ulama dan masyarakat Aceh Barat serta pemerintah daerah setempat untuk mendirikan perguruan tinggi di bagian barat provinsi Aceh ini  diawali dari pendirian Yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Tengku Dirundeng Meulaboh yang berdiri tahun  1984  dengan Badan Hukum Akta Notaris No. 45 tahun 1984 dengan notaris Hamonongan Silitonga, SH yang berkedudukan di Banda Aceh.

Langkah pertama  program Yayasan ini adalah mendirikan Sekolah Pembangunan Pertanian tahun 1984 yang kemudian mendirikan Akademi Pertanian Meulaboh. Pada tahun 1993 dilakukan perubahan status Akademi Pertanian Meulaboh menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP).

Dalam perjalanannya STIP berubah menjadi Universitas Teuku Umar  berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 262/D/O/2006 tanggal 10 November tahun 2006. Masyarakat Aceh Barat sangat bersuka cita setelah berdiri Universitas di daerahnya berhubung sebelumnya para lulusan SMA harus ke Banda Aceh untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.

Sebagaimana diketahui daerah Aceh Barat merupakan daerah yang subur, namun masih banyak penduduknya miskin apalagi daerah ini terletak di pesisir pantai dan merupakan salah satu kabupaten yang rusak berat karena diterpa tsunami tahun 2004. Yang sangat berjasa mulai dari pendirian hingga mengantarkan UTU menjadi universitas negeri adalah  Drs. Alfian Ibrahim, MS. Setelah itu jabatan Rektor Universitas Teuku Umar dipegang oleh Prof. Dr. Jasman J. Makruf, SE masa bakti 2014-2022.

Saat ini yang menjabat Rektor Universitas Teuku Umar adalah Prof. Dr. Drs. Ishak, MS.i yang dilantik oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tanggal 30 Juni 2022 di Jakarta untuk masa bakti 2022-2026. Sampai dengan tahun 2024 di bawah kepemimpinan bapak Rektor Prof. Dr. Drs. Ishak, M.Si UTU berkembang cepat memiliki 6 fakultas 24 Program studi S1 dan 4 program studi S2, jumlah dosen 418 orang dan mahasiswa berjumlah 8.326 orang.

Secara konsisten UTU fokus pada Pendidikan yang berorientasi pada pengembangan Agro dan marine industry, siap mencetak anak-anak muda untuk ambil bagian di masa depan siap bekerja di dunia kerja, dunia industry  dan dunia bisnis.  sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok Kampus UTU yaitu pengembangan industry agro.

Dengan motto Menyemai Ilmu memetik Kemakmuran perwujudannya nampak dari semangat kebersamaan yang  telah terjalin, nuansa akademik yang begitu hidup dan dinamis ditujukan oleh  Civitas Akademika UTU yang saling mendukung dalam pencapaian cita-cita para pejuang kampus UTU yang ingin menghadirkan kampus sebagai pencetak SDM yang handal bagi Pembangunan regional, nasional bahkan internasional.

Dalam menggapai visi dan misi UTU telah terjalin Kerjasama dengan berbagi pihak baik lokal, nasional bahkan internasional. Selain daripada itu kampus UTU memberikan layanan prima kepada mahasiswa dengan biaya UKT yang sangat kecil. Penulis adalah rekan kuliah bapak Prof. Dr. Drs. Ishak, M.Si di Universitas Padjadjaran Bandung semenjak Program S2 tahun 1992 hingga Program Doktor dalam bidang ilmu ekonomi. Beliau adalah mahasiswa yang tekun dan cerdas dan pantas memperolah kehormatan menjadi  Rektor Universitas Teuku Umar saat ini.

Penulis Bersama  teman seangkatan waktu kuliah di Unpad Bandung yaitu Prof. Dr. Manat Rahim, SE.,M.Si dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo pada hari Selasa, 22 Mei 2024  berkesempatan atas undangan bapak Rektor mengisi kuliah umum dan diskusi dengan thema Ketimpangan dan Kemiskinan Pengalaman dari Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.

Aceh dan Gorontalo memiliki kesamaan dua-duanya sebagai daerah muslim yang taat sehingga dari dulu Aceh dikenal dengan julukan Serambi Mekah dan Gorontalo sebagai Serambi Madinah. Selain daripada itu dua-duanya memiliki potensi ekonomi yang cukup melimpah, namun dua-duanya masuk sebagai 10 daerah termiskin di Indonesia. Disela-sela kegiatan kami berkeliling kampus yang penatannya sangat indah dan terintegrasi pada suatu bangunan yang diisi oleh 6 fakultas.

Model pengembangan kampus terintegrasi di kampus UTU sangat spesifik karena berbeda dengan pengembangan kampus pada umumnya yang terpisah-pisah antar satu fakultas dengan fakultas lainnya. Kampus UTU saat ini memiliki ruang kuliah dan ruang kerja berlantai 3 dilengkapi fasilitas lift dan semua ruangan tersedia AC yang cukup sehingga menimbulkan kenyamanan dalam kuliah dan bekerja.

Menurut bapak rektor kampus terintegrasi dapat menghemat penggunaan lahan, juga menghemat Listrik dan fasilitas lainnya. Lahan kampus UTU hanya berkisar 94 ha selain digunakan untuk kampus juga dimanfaatkan untuk laboratorium basah dan kering, inkubator bisnis dan teknologi. hutan kampus dan ruang terbuka hijau. Ke depan di lahan tersebut direncanakan akan dibangun rumah sakit UTU dan  akan dikembangkan juga Technopark Agro-Marine.

Di Tengah-tengah kampus disediakan kantin yang bisa diakses  oleh semua mahasiswa, dosen dan pegawai dengan layanan yang harga terjangkau. Dengan demikian di kampus UTU semua bisa saling kenal sekaligus meminimalisir ego fakultas dan semangat persatuan akan terbangun dengan sendirinya oleh nuansa kebersamaan yang disatukan oleh kampus terintegrasi di Universitas Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.

    *Guru Besar Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Negeri Gorontalo

Comment